Semarak Bhayangkara Ke-79 di Polres Sigi: Terima Tamu dengan Nuansa Adat, Wujud Sinergi Budaya dan Pelayanan Humanis

 


Sigi – Ada yang berbeda dan penuh makna dalam peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Kepolisian Resor (Polres) Sigi, Selasa (1/7/2025). Tidak sekadar seremoni upacara, momentum ini diwarnai dengan sentuhan budaya lokal yang menggugah. Para tamu undangan disambut personel Polres Sigi yang mengenakan aksesoris pakaian adat Kaili.

Inisiatif ini menjadi simbol kuat sinergi antara institusi Polri dan kearifan lokal masyarakat Sigi. Dengan mengusung tema "Polri Untuk Masyarakat", Polres Sigi tidak hanya menunjukkan kedisiplinan dalam tugas, tetapi juga menghadirkan nuansa hangat yang mencerminkan kedekatan Polri dengan masyarakat.

Upacara peringatan yang berlangsung khidmat di halaman Mapolres Sigi ini dipimpin langsung oleh Kapolres Sigi, AKBP Kari Amsah Ritonga, S.H., S.I.K., M.H., serta dihadiri tokoh penting daerah, antara lain Bupati Sigi Mohammad Rizal Itjenae, S.Sos., M.Si., Ketua DPRD Sigi Minhar Djeho, S.Ag, Pabung Kodim 1306/Kota Palu, Kajari Sigi, serta unsur Forkopimda lainnya. Kehadiran para pimpinan daerah dalam suasana yang sarat kebersamaan ini mencerminkan soliditas lintas sektoral demi membangun Sigi yang aman, damai, dan berbudaya.

Kapolres Sigi melalui Kasihumas Iptu Nuim Hayat menyampaikan bahwa inovasi penyambutan tamu dengan balutan budaya adalah bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai lokal serta upaya memperkuat ikatan emosional antara Polri dan masyarakat.

“Polri tidak hanya hadir sebagai penegak hukum, tetapi juga bagian dari denyut kehidupan masyarakat. Mengenakan aksesoris adat dalam upacara ini adalah pesan bahwa kami dekat, memahami, dan tumbuh bersama budaya lokal,” ujar Iptu Nuim.

Langkah inovatif Polres Sigi ini juga mendapat apresiasi dari para tamu undangan yang merasa disambut dengan hangat dan berkesan, aparat keamanan dengan identitas budaya kabupaten.

Hari Bhayangkara ke-79 di Sigi bukan sekadar ritual tahunan, melainkan panggung transformasi: dari formalitas menuju pendekatan yang lebih humanis, dari sekadar simbolik menuju aksi nyata mempererat rasa kebangsaan melalui budaya.

أحدث أقدم
Post ADS 1
Post ADS 1